Kenali Anak Tantrum, Ini Cara Orangtua Mengatasinya

Rentang usia anak antara 1-2 tahun, memiliki ketidakstabilan emosi. Anak-anak sering mengamuk danĀ  marah-marah di depan orang banyak, dan menangis hingga keras. Perilaku tersebut disebut sebagai anak tantrum. Tidak sedikit orang tua yang kebingungan saat menghadapinya. BerikutĀ  cara orang tua sebaiknya bersikap:

1. Memberikan Pelukan

Anak tantrum seringkali membingungkan orang tua untuk bersikap saat menghadapinya. Terlebih, orang tua tersebut belum berpengalaman cara menghadapinya. Namun, orang tua harus menggali informasi lebih banyak menghadapi perilaku tersebut. Salah satu caranya dengan memeluknya.

Pelukan dari orang tua, terutama ibu turut membantu anak menjadi lebih tenang, sehingga emosinya lebih stabil. Pelukan ibu cukup ampuh untuk meredakan emosinya. Hal tersebut dikarenakan kontak batin antara ibu dan anak sangat kuat sehingga bisa membuat anak lebih nyaman saat berada di pelukan ibu.

2. Mengalihkan Perhatiannya

Anak yang meluapkan emosinya dengan tidak terkontrol seringkali dilakukan di tempat umum. Tentunya, perilaku tersebut semakin membuat orang tua bingung. Namun, para orang tua harus mengenali alasannya. Anak biasanya mengamuk karena keinginannya dilarang oleh orang tua, sehingga anak merasa kesal.

Ekspresi kekesalan anak pada usia 1- 2 tahun terjadi karena belum bisa mengungkapkan melalui bahasa akan rasa kesalnya. Maka dari itu, anak-anak harus dialihkan perhatiannya oleh orang tuanya pada sesuatu yang menarik perhatian anak-anak, terlebih berada di tempat umum, tentunya mudah untuk mengalihkan perhatiannya.

3. Mengabulkan Keinginannya

Anak tetap terus mengamuk meskipun telah dialihkan perhatiannya. Namun , anak-anak tidak boleh dibiarkan menangis dengan keras secara terus menerus oleh para orangtuanya karena dapat membuat kepala anak menjadi pusing dan sakit. Saat menghadapi anak tantrum dengan cara keinginannya dikabulkan.

Anak merasa kesal karena orang tua tidak mengabulkan keinginannya. Maka dari itu, keinginan anaknya harus dikabulkan oleh orang tua agar tidak terus mengamuk. Namun, orang tua harus tetap mengawasinya agar tidak ada kejadian yang dapat membahayakan anak-anak. Namun, saat mengabulkannya orang tua tidak boleh terlihat kesal.

4. Memberikan Pengertian pada Anak

Anak harus diajak berbicara secara lemah lembut agar tidak terus mengamuk. Setelah tangisannya reda,orang tua harus memberikan pengertian pada anak-anak mengenai hal yang dilarang dan dapat membahayakannya. Anak-anak harus dibuat mengerti pembicaraan orang tuanya dengan cara mengatur intonasi dan pemilihan kata-kata yang digunakan. .

Rentang usia anak antara 1-2 tahun cenderung egois, sehingga orang tua akan kesulitan memberinya pengertian. Namun, cara terbaik agar anak memahami ucapan orang tuanya bisa dilakukan dengan cara mengajak anak-anak berbicara di tempat makan kesukaannya. Cara tersebut merupakan salah satu solusi yang harus orang tua lakukan.

5. Memberikan Peraturan Dasar

Setelah melewati anak tantrum sebaiknya membuat kesepakatan antara keduanya. Kesepakatan berisi peraturan dasar yang mengharuskannya melakukan peraturan tersebut. Pastikan anak-anak menyetujui dan menyepakati peraturan yang dibuat oleh orang tuanya sehingga anak-anak bisa belajar berkomitmen dari sejak dini.

Hadiah bisa diberikan orang tua kepada anak-anaknya, bila mereka berhasil mentaati peraturan yang disepakatinya. Namun, saat membuat kesepakatan tersebut para orang tua tidak diperbolehkan untuk melanggarnya karena anak-anak akan menirunya untuk melanggar peraturan tersebut.

Orang tua yang menghadapi ledakan emosi anak pada usia balita seringkali dibuat kebingungan untuk bersikap. Bahkan, tidak sedikit orang tua yang memukul anaknya saat emosi sang anak tidak terkendali. Solusinya, ayah dan ibu seharusnya mengetahui lebih banyak anak tantrum.